SEMARANG – Seiring komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) untuk semakin menggiatkan sektor wisata halal, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maiomen menilai upaya ini perlu diiringi dengan ketersediaan SDM yang menguasai Bahasa Arab. Selama ini, bahasa menjadi salah satu kendala terbesar dalam menyiapkan konsep wisata halal.
“Pemprov Jateng juga mendorong wisata halal. Wisata halal tentu segmennya orang Islam yang banyak berasal dari negara Timur Tengah,” tutur Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, saat memberi sambutan secara virtual, pada Pertemuan Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab se-Jawa Tengah, dan Kompetensi Bahasa Arab Nasional ke-4 Tingkat Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (25/9/2021).
Menurut Gus Yasin, sapaan Wagub, wisatawan yang berasal dari Asia Barat, seperti Uni Emirat Arab, Turki, dan Yaman, membutuhkan pemandu bahasa Arab. Keberadaan pemandu, akan membuat mereka merasa nyaman berwisata di Jawa Tengah.
“Saya berharap pendidikan bahasa Arab tidak hanya diberikan di pondok pesantren atau lembaga-lembaga pendidikan formal. Tetapi juga di pendidikan informal. Misalnya di tempat kursus,” ungkapnya.
Ditambahkan, cara lain yang bisa dilakukan, dengan membuat kawasan Desa Bahasa. Konsep ini telah ada di Kabupaten Magelang, yaitu Desa Bahasa Borobudur.
“Seperti di Magelang ada desa Bahasa Inggris. Saya berharap muncul desa bahasa Arab di Jawa Tengah, di Indonesia, “katanya.
Hal senada disampaikan Ketua Dewan Pengurus Daerah Ittihad Mudarrisi Al-Lughah Al-Arabiyah (IMLA) Indonesia Jawa Tengah, Suja’i. Dia mengatakan, bahasa Arab sebaiknya tidak hanya dijadikan sebagai bahasa Al-Qur’an dan hadist. Tetapi dijadikan bahasa yang memenuhi kepentingan manusia.
“Jadi kami harapkan pada teman-teman, bagaimana bisa menjadikan bahasa Arab jadi kekayaan kita. Jadi bahasa Arab bukan semata sebagai bahasa untuk Qur’an, bahasa untuk hadist, tapi kita jadikan bahasa untuk kepentingan kita,” imbau Suja’i.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kepentingan yang dimaksud salah satunya pemanfaatan bahasa Arab untuk mendukung sektor ekonomi, seperti wisata halal. (*/cr1)
Sumber: aceh.siberindo.co