Site icon SIN Sulteng

Peringati Hari Raya Saraswati Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Rektor UHN IGB Sugriwa, I Gusti Ngurah Sudiana (Foto: Sulteng.antaranews.com)

Denpasar — Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar memperingati Hari Raya Saraswati dengan membaca kitab Suci Weda dan Sastra Jawakuna. Perayaan ini digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Hari Raya Saraswati ini, kita rayakan dengan persembahyangan, tetap mengikuti protokol kesehatan, di isi dengan pembacaan kitab suci Weda dan sastra Jawakuna,” kata Rektor UHN IGB Sugriwa, I Gusti Ngurah Sudiana, di Bali, Sabtu (30/01).

Dijelaskan I Gusti Ngurah Sudiana, hari Raya Saraswati mempunyai banyak makna simbol yang bersifat universal.

“Hari Raya Saraswati dirayakan pada wuku terakhir dari 30 Wuku dalam kalender Hindu. Yaitu, wuku Watugunung, tepatnya Saniscara atau Sabtu Umanis Watugunung,” kata I Gusti Ngurah Sudiana.

Menurutnya, yang dipuja dalam perayaan Saraswati adalah Tuhan dalam manivestasinya sebagai Dewi Saraswati atau Dewi ilmu Pengetahuan. Dalam keyakinan Hindu, Saraswati diyakini sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan ke dunia.

“Perayaannya dilakukan mulai dari pagi sampai tengah hari. Media pemujaannya adalah berupa lontar dan buku sebagai lambang tempat menyimpan ilmu pengetahuan,” tambah I Gusti Ngurah Sudiana.

Dijelaskan Rektor, Dewi Saraswati stanannya berupa aksara. Karenanya, pada hari tersebut tidak boleh menghapus aksara, melalaikan atau mengabaikan buku/lontar, apalagi melangkahi aksara, buku atau lontar karena tempat stanannya Dewi Saraswati.

“Sebagai hari ilmu pengetahuan, dimaksudkan umat Hindu diberikan kesempatan untuk memuja sumber ilmu pengetahuan,” kata I Gusti Ngurah Sudiana.

I Gusti Ngurah Sudiana menambahkan, mempelajari, meyakini, dan memiliki ilmu pengetahuan, sangat berguna sebagai bekal manusia menyelesaikan masalah hidupnya.

“Tanpa ilmu pengetahuan manusia tidak mampu menyelesaikan masalah hidup dan tidak mendapatkan pencerahan. Jika sudah memiliki pengetahuan, maka bisa digunakan sebagai senjata perang. Sebagai benteng dalam mengarungi masalah kehidupan, bahkan bisa melebur dosa-dosa yang sudah diperbuat dengan ilmu pengetahuan,” jelas I Gusti Ngurah Sudiana.

I Gusti Ngurah Sudiana berpandangan bahwa Ilmu pengetahuan tidak pernah habis-habisnya. Barang siapa menguasai ilmu dan didukung oleh keyakinan yang penuh kepada Tuhan, dia akan terhindar dari berbagai permasalahan hidup. Barangsiapa yang tidak memiliki ilmu pengetahuan, maka akan selalu menemukan kebuntuan dalam menyelesaikan masalah kehidupan.

Oleh karena itu, lanjut I Gusti Ngurah Sudiana, Dewi Saraswati memiliki simbol merak, sebagai lambang kewibawaan dan angsa sebagai lambang kebijaksanaan.

“Menyikapi hidup ini dalam keadaan apapun bila memiliki ilmu pengetahuan akan lebih mudah untuk mendapatkan jalan keluarnya, berbeda dengan mereka yang tidak berilmu pengetahuan,” papar I Gusti Ngurah Sudiana.

“Perayaan hari Raya Saraswati umumnya dilaksanakan di rumah, di sekolah-sekolah termasuk di Perguruan Tinggi. Karena saat ini masih masa pandemi Covid-19, maka perayaannya lebih banyak dari rumah dan dengan peserta terbatas serta mengikuti protokol kesehatan,” tutup I Gusti Ngurah Sudiana.

Selamat Hari Raya Saraswati. Semoga umat Hindu selalu bijak dalam segala hal. (*/cr6)

Sumber: (kemenag.go.id)

Exit mobile version